Kabut Asap

Kabut Asap
            Kabut asap yang sudah terjadi dalam beberapa pekan ini memang telah menjadi berita yang sedang marak dibicarakan. Karena kita tahu kabut asap mempunyai dampak yang sangat buruk seperti berkurangnya kualitas di udara, jarak pandang yang sudah semakin mengganggu aktifitas, mulai timbulnya banyaknya penyakit dan masih banyak lagi. Kita juga tahu ini semua diakibatkan karena ulah beberapa orang yang tidak bertanggung jawab hanya untuk mementingkan keuntungan mereka sendiri dalam membakar lahan hutan. Terakhir tercatat, luas lahan yang terbakar di Jambi mencapai 33 ribu hektar. Kawasan tersebut meliputi perkebunan warga, perusahaan perkebunan, hutan tanaman industri (HTI), taman nasional dan hutan konservasi. Jarak pandang juga dilaporkan memburuk. kembali memburuk akibat diselimuti kabut asap pekat, setelah sempat menipis. Setidaknya ada 7 daerah yang kualitas udaranya dinyatakan di ambang batas berbahaya. Lainnya, pada level sangat tidak sehat dan tidak sehat. Kualitas udara dinyatakan tidak sehat untuk dihirup. Di Pekanbaru, Riau, jarak pandang tercatat sekitar 100 meter. Namun di belahan lain Riau, jarak pandang dilaporkan hanya 50 meter saja. Kondisi ini terjadi di Kecamatan Rengat. Dan di Pelalawan, kabut asap menyebabkan jarak pandang hanya 100 meter, sedangkan di Dumai tercatat 400 meter.
Menurut saya ini bukan masalah kecil tapi masalah besar yang harus diprioritaskan karena dapat menghilangnya nyawa penduduk di Sumatera secara perlahan karena terlalu sering menghirup udara yang tidak sehat dan tercemar. Sudah banyak tercatat korban yang mengalami penyakit akibat masalah ini seperti gangguan pernapasan, asma, penglihatan terganggu sampai infeksi saluran pernapasan akut yang biasa disebut ISPA. Masalah ini juga menimbulkan dampak psikologis bagi anak-anak. Untuk yang masih bersekolah karena kabut yang semakin tebal membuat beberapa sekolah diliburkan karena mengingat bahayanya kualitas udara. Titik panas terbanyak masih berada di Sumatera Selatan dengan 141 titik. Selanjutnya di Jambi dan Lampung masing-masing empat titik. Sementara di Bangka Belitung terdapat 3 titik panas, dan di Riau satu titik panas. Satu titik panas di Riau dipastikan titik api yang berada di Indragiri Hulu. Selain Pekanbaru, kabut asap pekat juga menyelimuti Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu, yang menyebabkan jarak pandang berkisar 50 meter.
            Menurut data dari BMKG, konsentrasi partikulat (PM10) udara di Riau ada mencapai 548.40 u gram/m3. PM10 adalah partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 10 mikron (mikrometer). Partikulat ini sangat berbahaya bila terhirup telah melebihi ambang batas yang bisa ditoleransi oleh pernapasan manusia. Selain bahaya untuk manusia, buruknya kualitas udara ini membuat satwa stress karena Taman Nasional Berbak merupakan salah satu titik kawasan hutan di Jambi yang menjadi korban kebakaran. Puluhan hektare taman nasional yang menjadi 'rumah' bagi sejumlah satwa dilindungi ikut terbakar sejak Agustus 2015. Satwa terlihat resah ketika pemadam berusaha memdamkan Taman Nasional Berbak yang menjadi rumah bagi satwa-satwa tersebut. Menurut dia, saat tidak ada kebakaran dan kabut asap, amat jarang satwa primata seperti beruk, kera hingga harimau menampakkan diri. Namun, sejak terjadi kebakaran hutan, baik warga maupun petugas pemadam kebakaran sering melihat sejumlah satwa di TNB muncul mengelana keluar hutan.. Itu meruppakan ciri-ciri tanda satwa resah dan stres akibat kondisi hutan yang tak lagi nyaman dihuni akibat kebakaran. Salah satu upaya agar kondisi tidak meluas dan satwa tidak stres, tim pemadam kebakaran mencoba melokalisasi wilayah yang terbakar. Sejumlah tim dibantu sukarelawan juga sudah turun di kawasan TNB untuk melakukan pemadaman.
            Selain itu beberapa maskapai akhirnya membatalkan perjalanan karena kabut yang juga belum membaik. Cuaca yang buruk dengan jarak panjang hanya 800 meter membuat penerbangan menjadi tidak aman. Dikhawatirkan terjadi yang tidak diinginkan maka beberapa maskapai besar yakni Garuda Indonesia, Sriwijaya, Lion Air, Citilink, dan Batik Air terpaksa membatalkan penerbangan dan menunggu cuaca baik lagi. Sementara itu, 40 penerbangan lainnya dinyatakan masih menunda (delay) kedatangan dari sejumlah daerah. Hal ini berimbas pula pada penundaan keberangkatan dari Pekanbaru dan merubah total seluruh jadwal baik keberangkatan maupun kedatangan. Namun begitu, terbang atau tidaknya pesawat tergantung pilot. Pihak bandara hanya memberitahukan kepada maskapai, di mana pilot juga punya batas aman. Dan jarak pandang saat ini tidak aman. Hari sebelumnya, seluruh penerbangan di Pekanbaru baik itu kedatangan dan keberangkatan dibatalkan. Hal ini diprediksi kembali terjadi, jika kabut asap dan jarak pandang di lintasan bandara tak membaik.
            Beberapa Negara seperti Australia, Malaysia dan Singapura juga mengirimkan bantuan. Contohnya saja Negara Australia yang mengirimkan berton-ton air untuk memadamkan api menggunakan pesawat khusus yang dapat menampung beban air yang besar. Malaysia dan Singapur juga mengirimkan hal yang sama. Hal ini merupakan bentuk kepedulian antar Negara. Dan saya berharap besar agar bantuan yang dikirimkan oleh beberapa Negara dapat mengurangi bahkan memadamkan dengan cepat api-api dan memulihkan kualitas udara.
Jadi kita bisa melihat dari masalah ini hanya karena memikirkan keuntungan semata dari beberapa pihak menjadikan masalah yang cukup bahkan menurut saya sangat besar akibatnya. Sudah berapa manusia dari balita sampai dewasa yang menjadi korban buruknya kualitas udara karena pembakaran hutan ini, stressnya para satwa karena ‘rumah’ yang selama ini mereka tinggali telah ikut terbakar juga beberapa maskapai yang akhirnya menyerah dan membatalkan penerbangan karena mengingat jarak pandang hanya 800 meter dan tidak aman melakukan penerbangan. Sampai saat ini kabut asap membuat anak-anak baik SD di Riau turun ke jalan untuk menyuarakan aspirasi mereka mengenai kabut asap yang makin membuat paru-paru mereka sakit secara perlahan 1,4 juta warga terdampak asap merindukan langit biru, merindukan bagaimana menghirup udara yang sehat, melihat dengan tidak adanya ukuran jarak pandang karena terhalang kabut yang tebal. Banyak sudah yang terkena imbas mulai dari anak-anak hingga dewasa yang sudah tidak kuat menahan asap yang semakin tebal. Semakin buruknya kualitas udara akibat asap yang semakin pekat membuat jumlah warga yang mendatangi posko dan rumah sakit untuk mendapatkan pelayanan kesehatan mengalami peningkatan. Ini juga menjadi masalah terkhusus untuk penderita asma yang memang sudah mempunyai gangguan pernapasan dan tidak bisa terus-terusan menghirup udara yang sangat berbahaya. Masalah lain adalah banyak warga yang harus mengobati dirinya sendiri atau keluarganya karena tidak dapat di rumah sakit.
            Sudah tercatat sejak awal tahun hingga September 2015, Polda Riau telah menetapkan 58 tersangka pembakar lahan. Saya hanya menginginkan agar masalah kabut asap ini cepat diselesaikan dan segera dikirimkan lebih banyak tabung oksigen untuk yang membutuhkan. Karena kita juga tahu rumah sakit di sana sudah menjadi lautan manusia terutama anak-anak dibawah usia 10 tahun. Sudah terdengar lagi berita mengenai anak usia 9 tahun yang meninggal karena penipisan oksigen di jantung. Saya sangat berharap Pemerintah dapat memprioritaskan masalah mana yang harus ditangani lebih cepat. Dan juga dapat cepat mengambil tindakan untuk pihak-pihak yang bertanggung jawab atas masalah ini.




Komentar

Postingan Populer